Minggu, 24 Oktober 2010

Lampu Ionizer, negative ion, atau purified lamp


Apakah lampu ionizer, negative ion, purified lamp?

Lampu ionizer adalah jenis lampu yang mampu melakukan proses ionisasi selama dalam pencahayaaanya. Sementara ion negative yang dihasilkan dari lampu ini akan menambah konsentrasi dalam ruangan sekitarnya. Efek yang sangat bermanfaat bagi kita dapat merasakan udara yang lebih segar, dan menyehatkan. Dalam kadar tertentu ion negative dapat secara efektif membunuh bakteri dan virus, menghilangkan bau, asap rokok/debu sehingga lampu ini sangat dicari untuk dipakai di ruangan-ruangan khusus di rumah sakit, atau ruang produksi makanan dan minuman. Jaman dulu lampu ini didominasi oleh jenis Ultra Violet (UV) oleh karenanya tidak cocok untuk penerangan. Sekarang jenis lampu ini bisa anda dapatkan sekaligus untuk penerangan di ruangan anda karena sudah berbentuk CFL (compact fluorescent lamp) negative ion.

Konsentrasi ion negative di ruangan yang dikategorikan sehat memiliki kandungan ion negative setidak-tidaknya 1000/cm3. Sementara data menunjukan rata2 ruangan kerja biasa hanya 50/cm3. Betapa segar u dara yang kita hirup apabila kita ada di dekat air terjun, hutan dan pegunungan. Konsentrasi ion negative di lingkungan seperti ini biasanya tidak kurang dari 50.000 – 500.000/cm3. Namun sayang tempat seperti ini biasanya jauh dari tempat tinggal kita.

Apabila dalam ruangan kita kandungan ion negative kurang maka lambat laun akan memperburuk kesehatan kita. Di ruangan kita sekarang, mulai dari bahan-bahan bangunan, system ventilasi, computer, cahaya lampu, dll mengandung banyak sekali ion positive. Ion positif merupakan penyebab produksi serotonin (zat kimia yg diproduksi oleh otak) yang berlebihan. Serotonin merupakan penghubung antara badan dengan mental, emosi dan tekanan psikologis. Kelebihan produksi serotonin ini bisa menyebabkan masalah tidur, hiperaktif, kecemasan, dan beberapa kasus depresi. Sebaliknya konsentrasi ion negative yang cukup memadai akan meningkatkan aliran oksigen ke otak, menyegarkan suasana, serta akan menekan produksi serotonin yang berlebih dalam tubuh sehingga kita merasa hati lebih tenang, teliti, meningkatkan energy. Pelekatan ion negative terhadap virus dan bakteri diudara dengan cepat membunuhnya sekaligus membuat udara dalam ruangan jadi bebas kuman. Demikian sekilas tentang Lampu Ionizer, negative ion, purified Lamp.

Dulu di tahun 1990-an lampu ini sangat mahal sehingga tidak beredar di pasaran umum karena 1 bola lampu jenis ini bisa mencapai Rp 125.000 – Rp 500.000. Namun sekarang berkat perkembangan teknologi menjadi sangat terjangkau mulai dari Rp 50.000 - 80.000 saja tergantung qualitas. Untuk ruangan berukuran 3x3 m cukup dinetralkan dengan 1 lampu lampu ion negative sebesar 15-23Watt saja. Selamat mencoba hidup lebih sehat, hemat energy, lebih awet dan ikut memperbaiki kualitas udara kita.

Penulis Edi Gunawan, S.Si.

Contact: 081809904367

Email:

kaditu2006@yahoo.com; kaditu2006@hotmail.com

website:

www.eggreenenergy.blogspot.com

www.eggreenspirit.indonetwork.net

Minggu, 01 Agustus 2010

Lampu 2 atau 3 Watt LED Untuk Perumahan

Teknologi lampu terus berkembang dengan segala keunggulan yang dimilikinya untuk menutupi kelemahan-kelemahan pada generasi sebelumnya. Lampu LED 2 atau 3 watt dengan color temperature 5000 - 7000K memiliki emisi cahaya putih layaknya cahaya neon yang sudah kita kenal. Cahayanya bisa menggantikan lampu 25Watt lampu pijar atau lampu hemat energi 5Watt . Ini berati dapat terima sebagai alat penerangan di rumah kita. Umur lampu ini bisa mencapai 10 tahun atau lebih. Namun demikian lampu ini masih tergolong langka di pasaran dan harganya masih relatif mahal jika dibandingkan dengan lampu hemat energi biasa. Harganya bisa mencapai Rp 60.000 - Rp 90.000 tergantung merek yang dibeli. Saat ini philips menjual dengan harga 150.000/buah.

Jumat, 14 Agustus 2009

Kenapa PJU LED Mati Padahal Baru Dipasang?

Dalam perjalanan saya ke beberapa kota di Jawa Barat seringkali menyaksikan PJU LED baik dengan tenaga surya maupun PLN mati padahal masih baru dan terlihat belum lama terpasang. Rasa penasaran saya membuat kami berhenti dan memperhatikan dengan seksama apa yang terjadi. Kelihatannya tidak terdapat yang salah semua baik-baik saja. Saya masih berkeyakinan bahwa dibalik itu semua ada yang tidak dilakukan dengan benar oleh pelaksana/kontraktor PJU atau bahkan pemasok barangnya.

Untuk itu bagi para user PJU LED harap memperhatikan karateristik dasar teknologi LED agar pada pemakaian dapat berfungsi dengan baik. Adapun yang perlu diperhatikan adalah:

1. Jenis LED yang digunakan high power atau low power LED perlakuannya beda
2. Memperhitungkan dampak aircon Armatur atau rumah lampu yang digunakan
3. Waktu Operasional Lampu dalam sehari, sebulan, setahun dst.
4. Apabila di kombinasi dengan tenaga surya perhitungkan kemampuan Solarcell, Penyimpan
energi, dan controller, disesuaikan dengan kondisi lokasi proyek.

Terima kasih
eggreenspirit.indonetwork.net
eggreen Agustus 2009

Kamis, 06 Agustus 2009

Simulasi Penggunaan LVD induction Lamp 80W pada komplek industri pengolahan Kelapa sawit Sinarmas

Dalam studi kasus ini kami maksudkan adalah perencanaan dan analisa ekonomi dan lingkungan pelaksanaan program hemat energi dan peduli lingkungan di lokasi industri pengolahan minyak sawit sinarmas. Betapa banyak manfaat yang diperoleh dari program ini singkatnya hanya dengan mengganti 59 titik lampu konvensional HPIT 250Watt dengan lampu LVD induction lamp maka nilai ekonomi yang diperoleh adalah penghematan daya mencapai 75% serta hemat biaya penggantian dan perawatan selama 45 kali penambahan investasi dapat dikembalikan dalam waktu tidak mencapai 1 tahun. Bagi lingkungan akan membantu emisi CO2 dari penghematan listrik sebanyak 29,9 ton dalam setahun atau setara dengan menghidupkan pohon-pohon besar sebanyak 1.497 pohon. Detailnya seperti perhitungan di bawah ini

Economic and Environmental Analyses: Sinarmas Palm Oil Project
Design and Payback Periode of the Replacing Conventional Lighting HPI-T Light 250W
by LVD induction lamp 80W (A Location: Mill Processing Building)

Lighting system Unit HPI-T 250W LVD 80W
Ballasts Type
Standard Electronic dimmable
No. of Luminaires pcs 59 59
No of lamps per luminaire pcs 1 1
Configuration W 250W 80W
Circuit wattage per luminaire W 266 81W
Δ Aircon loading per luminaire W 50 1
Total circuit wattage per luminaire W 316 81
Estimated Annual hours burned hrs 4320 4320
Total circuit wattage kW 18.64 4.779
Annual energy consumed kWh 80,542.08 20,645.28
Economic lamp life (80% inst. lum. flux) hrs 8,000.00 100,000.00
Annual energy costs Rp 104,704,704 26,838,864
Annual lamp costs Rp 0 0
Annual operating costs Rp 0 0
Annual savings Rp 0 77,865,840
Saving as % of conv. operation cost % 0 74.36708861










Saving for a year HPI-T 250W operation for each 59 poits Lighting:



Annual Saving Energy consumption
59,897 kWh
Saving Energy cost
77,865,840 Rupiah
Saving Money for maintenance
0 Rupiah
Additional Investment
43,586,250 Rupiah


34,279,590

Payback periode against add investment
0.56 tahun





BENEFIT for Environment:



1. Electricity mix: 0.5000 kg/kWh saving energi 4,158,000 kWh equal reducing CO2: 29,948.50 kgs

2. One tree absorbed CO2 20 kgs/year reducing CO2 29,948.50 kgs per year equal replantation: 1,497 trees


Senin, 25 Mei 2009

Highest Efficiency breaker from SANYO

N E W S


Sanyo Electric Co., Ltd. (OTC: SANYY) announced on Saturday that the company has broken its own record for crystalline solar cell conversion efficiency in Sanyo's HIT solar panel range.

Sanyo HIT solar panels already had the highest efficiency


Sanyo HIT solar panels already had the highest efficiency of any solar panel for the home solar power market. With recent refinements, the company says it has achieved a conversion efficiency of 23.0%; that is, 23% of sunlight hitting the panel cells can be converted to electricity.

This represents the first time that a photovoltaic manufacturer has broken through the 23% mark in conversion efficiency at the research level for practical-sized solar cells.

The Sanyo HIT (Heterojunction with Intrinsic Thin layer) solar panel is constructed of a thin monocrystalline silicon wafer encased in ultra-thin amorphous silicon layers. This hybrid technology allows for excellent performance at high temperatures compared to conventional silicon solar cells.

To gain the additional conversion efficiency improvements, Sanyo refined the HIT solar cell junction through developing a technology for depositing a higher quality a-Si (amorphous silicon) layer over the c-Si (crystalline silicon) substrate while protecting the c-Si surface from being damaged. The company also developed know-how to reduce optical absorption loss in both the a-Si layer and transparent conductive layer.

Additionally, lower-resistance electrode material for use in the grid electrode and a higher-aspect ratio through improving printing technology has led to a success in reduction of resistance loss when an electric current flows through.

Aside from the best conversion efficiency available for solar farms; commercial and residential solar power systems, Sanyo HIT solar panels also offer a smaller footprint, allowing more capacity within a limited area such as a rooftop. The panels offer an added benefit of being a "greener" solar module through the use of less silicon material.


Senin, 27 April 2009

Stop glabal Warming at home

Global warming who cares,....   we all care-less,.. we should all be lost ,.....

Our land only 1 / 3 while 2 / 3 surface of the earth is soaked water. Two poles will melt ....... Stop global warming!. 

Many holes in the ozone layer above our earth. The main occurrence of the ozone hole because of our behavior every day to add CO2 in the atmosphere. Fuel used by our major fossil is like Coal and Oil. All the activities we use motor vehicles and power plants that remove the CO2 gas emissions very much. 
On the other side of the Oxygen producer and absorber CO2 in the air that plants are reduced due to clearing for plantations, agriculture, residential, and even illegal loging.

The limited forest and the more we use electricity  accelerate ozone destruction and the means that disaster will quickly come about us. Therefore, the Call of the world and our Indonesia government for HEMAT ENERGI should be positive responded by our existence as our responsibility to God and our future children and grandchildren. Program tree re-planting, energy efficient, sparing paper, recycling etc. we implemented with taste and seriously. Environmental education to children in the house since we have to give early. Use and selection of equipment household electricity is also a critical point in the movement of electricity sparingly. One that we can apply directly in the house is electric lighting. Next we need to consider the 2 types of light which is used in your home as below: 

Lights (Incandescent) 40 Watt used 12 hours a day 
replaced with energy efficient CFL Lamp 8 Watt just enough 
CO2 Savings could reach 2,102 kg per year 

When at home we made the replacement of the lighting units 3 will reduce CO2 approximately 6,306 kg in a year 

1 fruit tree can absorb less CO2 over 20 kg in a year in the process of photosynthesis. So, when 6306 kg of CO2
 required approximately 315 trees to clear. Head lights use energy efficient even though only one has joined your save the earth. This is very easy to do in our own home, let's electricity sparingly.

Sabtu, 04 April 2009

Lampu Induksi

The induction Lamp of revolutionary is now being discussed in many of the world. The lamp is the development of technology that has been found once by Hittorf year 1884, which is then enhanced by JJ Thomson. This is the first induction lamp in the world. 
Even if the principles of light induction is known hundreds of years ago, but never or have not introduced to the market until recently. Formerly called Electrode-less Discharge Lamp. Now in line with developments in the use of good Ballast electronics, induction lamps have a good chance to be introduced to the community accompany the LED is already socialized prior to the commercial use in various lighting needs.


Lampu Induksi yang revolusioner sekarang sedang ramai dibicarakan di dunia.  Lampu ini merupakan perkembangan dari teknologi yang sudah lama sekali ditemukan oleh  Hittorf tahun 1884, yang kemudian disempurnakan oleh  J.J. Thomson.  Inilah lampu induksi pertama di dunia.
Sekalipun prinsip-prinsip lampu induksi sudah diketahui ratusan tahun yang lalu,  tetapi tidak pernah/ belum sempat diperkenalkan kepada pasar hingga akhir-akfir ini.  Dulu disebut Electrode-less Discharge Lamp.  Sekarang seiring dengan perkembangan yang baik dalam penggunaan ballast electronik, lampu induksi memiliki peluang  yang baik untuk diperkenalkan kepada masyarakat mendampingi LED yang sudah lebih dulu disosialisasikan untuk pemakaian secara komersial di berbagai kebutuhan lighting.  

Pada prinsip lampu fluorescent Cahaya dihasilkan karena benturan elektron dari pelepasan dua elektroda yang mengenai lapisan/dinding fluor pada tabung lampu.   Pada lampu induksi Elektroda yaitu anoda dan katoda dihilangkan. Pengganti untuk menggerakan elektron digunakan medan magnet yang dihasilkan dari lilitan yang diinduksi listrik. Kalau listrik tidak mengaliri lilitan maka tidak ada induksi dan tidak ada medan magnet maka lampu tidak menyala.Tetapi apabila listrik mengalirinya lampu secara serta merta dengan instan menyala.  Itulah prinsipnya yang dipakai pada lampu induksi.    Itulah makanya jenis lampu ini disebut lampu electrode-less, atau lampu induksi.

Keunggulan dibanding lampu konvensional: 

  1. Mengingat lampu ini tidak menggunakan elektroda maka umurnya jauh lebih awet dari lampu neon biasa kurang lebih 10 kalinya;  
  2. Hemat energi karena daya yang diperlukan hanya untuk menginduksi lilitan saja;  
  3. Ramah lingkungan karena tidak mengandung mercury; 
  4. Karena daya yang diperlukan sangat kecil dibanding lampu yang lain maka sangat direkomendasi diterapkan untuk Tenaga Surya.
  5. Effisiensi tinggi karena memiliki power factor 90% 40W/80W/120W lampu induksi dapat menggantikan lampu berdaya besar seperti 250W, 400W, 1000 Watt

edi gunawan, 04/2009